Selasa, 06 November 2012

Sistem perhitungan biaya


Sistem perhitungan biaya, dimana proses terjadinya biaya digunakan sebagai acuan dalam perhitungan biaya. Kalau ada perpindahan biaya dari satu tempat ke tempat lain atau dari suatu departemen ke departemen lain dalam suatu perusahaan yang sama maka perhitungan biaya dapat dilakukan pada tingkat departemen.
Adapun karakteristik Sistem Biaya Proses:
  • Produk yang dihasilkan berisifat homogen
  • Perhitungan biaya produksi tidak dikumpulkan dalam kartu pesanan karena sifat produknya yang homogen, yang ada adalah biaya produksi dihitung berdasarkan pada jumlah departemen produksi yang dilaluinya. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap departemen itulah yang dilsusun dalam Laporan Biaya Produksi.
  • Unit yang sudah menerima biaya produksi dinamakan dengan unit ekuivalen, dan dalam menghitung unit ekuivalen ini amat tergantung pada tingkat penyelesaian unit tersebut pada saat dilaporkan biaya produksinya.
Akuntansi yang dikembangkan untuk mencatat transaksi dari sistem biaya proses sama dengan sistem biaya pesanan, hanya bedanya ada transfer biaya dari unit ke departemen berikutnya (unit yang belum tiba ke gudang barang jadi), dengan perincian sebagai berikut:
  • Akuntansi untuk Bahan Baku
  • Akuntansi untuk Tenaga Kerja Langsung
  • Akuntansi untuk Overhead Pabrik
  • Akuntansi untuk transfer Barang Dalam Proses I ke Barang Dalam Proses II
  • Akuntansi untuk transfer Barang Dalam Proses II ke Barang Jadi.
Dalam perhitungan biaya produksi dan unit ekuivalen besar kecilnya amat tergantung pada cara mengambil persediaaan, apakah itu persediaan bahan baku atau persediaan BDP, apakah dengan metode Rata-rata ( Average ) atau Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO-First In First Out).
Metode Rata-Rata, metode yang digunakan dalam pengambilan persediaan tanpa memperhatikan urutan kronologis terjadinya persediaan tersebut sehingga persediaan lama dan baru diambil secara random.
Metode FIFO, metode yang digunakan dalam pengambilan persediaan dengan memperhatikan urutan kronologis terjadinya persediaan tersebut sehingga persediaan lama dan baru diambil secara berurutan. Maksudnya dikerjakan dahulu persediaan lama kemudian selesai baru persediaan yang baru, jadi yang harus diperhatikan adalah digunakannya skala prioritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar