METODE
GARIS LURUS
Metode garis lurus membebankan jumlah beban penyusutan
yang sama dari depresiasi untuk setiap periode akuntansi selama usia kegunaan
aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari
biaya awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh
karena kemudahannya, maka metode ini merupakan metode yang paling banyak
digunakan.
Dengan metode ini
penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :
a. (Cost-Nilai Residu)
: Umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
b. Ditentukan
Persentase (%) Penyusutan
Kemudian penyusutan
tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan
sebagai berikut :
1) Prosentase
penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
2) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
2) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
Contoh kasus :
Pd tanggal 1 Januari
2012 telah dibeli kendaraan senilai 100jt, perusahaan telah menentukan umur
ekonomis adalah 5 tahun dengan nilai residu 1jt, hitunglah akumulasi penyusutan
kendaraan sampai dengan bulan April 2012.
Jawabannya adalah
sebagai berikut :
1. Hitung penyusutan
per bulan terlebih dahulu
= 100jt – 1jt : (5×12)
= 99jt : 60 bulan
= 1.650.000
2. Hitung akumulasi
penyusutan dari bulan Januari – April 2012 (4 bulan)
= 1.650.000 x 4
= 6.600.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar